Minggu, 09 Juni 2013

HIV/AIDS dipandang dari persfektif Etika Kristen

A.   Pendahuluan
Apa yang terpikir dalam benak Anda sewaktu mendengar tentang HIV AIDS? Banyak orang akan putus asa dan depresi mengetahui bahwa mereka positif terinfeksi HIV.
Banyak akan berpikir bahwa hidup mereka sudah singkat, merasa tidak berharga lagi dan tidak punya harapan untuk sehat kembali. Ditambah lagi di beberapa negeri penyakit ini dianggap aib, karena dalam pemahaman masyarakat, penyakit ini hanya dapat ditularkan melalui hubungan seks saja.
Pemerintah disetiap negara tidak tinggal diam melihat wabah penyakit yang melanda negara mereka. Berbagai upaya dilakukan untuk mengadakan penyuluhan bagi Penyakit ini.Usaha ini juga melibatkan masyarakat biasa, baik itu secara organisasi, maupun pribadi memberikan kepedulian mereka terhadap penderita HIV/AIDS.
Virus ini tidak hanya didiskusikan dalam kalangan masyarakat secara umum, tetapi mandapat berbagai sorotan, khususnya dalam beberapa agama. Didalam kekristenan, virus ini tidak lepas dari perhatian para hamba Tuhan maupun jemaat biasa. Berbagai pandangan dilontarkan kepada para pengidap penyakit ini. mayoritas dari pendapat mereka menilai secara negatif.
Bagaimanakah penderita virus HIV/AIDS ditinjau dari sudut pandang tika Kristen? Dan apakah cara yang harus dilakukan orang percaya dalam menangani penyebaran Virus yang mematikan ini?
 Kelompok kami akan menjelaskan secara singkat mengenai  HIV/ AIDS? Ditinjau dari ilmu kedokteran dan etika Kristen
B.    Pengertian HIV/ AIDS
a.      HIV
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, yaitu virus yang menyerang sel CD4 dan menjadikannya tempat berkembang biak, kemudian merusaknya  tidak dapat digunakan lagi. Sebagaimana kita ketahui bahwa sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika tubuh kita diserang penyakit, tubuh kita lemah dan tidak berupaya melawan jangkitan penyakit dan akibatnya kita dapat meninggal dunia meski terkena influenza atau pilek biasa. Manusia yang terkena virus HIV, tidak langsung menderita penyakit AIDS, melainkan diperlukan waktu yang cukup lama bahkan bertahun-tahun bagi virus HIV untuk menyebabkan AIDS atau HIV positif yang mematikan.
Sasaran utama virus HIV adalah subpopulasi sel limfosit yang disebut sel T4 penolong (TT4 Helper Cells) yang sangat penting untuk pertahanan tubuh terhadap penyakit. HIV menginveksi   sel dan membunuh sel T4 penolong, sehingga menyebabkan hilangnya komunikasi antar sel. Penelitian yang mendalam baik secara etimologi maupun laboratorium menunjukkan bahwa hanya darah, semen (air mani) dan sekresi vagina  dan ASI dianggap penting dalam penularan HIV..Namun tidak semua cairan dalam tubuh manusia memiliki HIV. Ada juga yang tidak berpotensial yaitu cairan keringat, air liur, air mata.Para ahli percaya bahwa infeksi  virus ini akan terjadi seumur hidup.

b.     AIDS
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome, yaitu sekumpulan gejala yang didapatkan dari penurunan kekebalan tubuh akibat kerusakan system imun yang disebabkan oleh infeksi HIV.,,,,
C.    Sejarah AIDS

      Para ilmuwan umumnya berpendapat bahwa AIDS berasal dari Afrika Sub-Sahara. Kini AIDS telah menjadi wabah penyakit. AIDS diperkiraan telah menginfeksi 38,6 juta orang di seluruh dunia. Pada Januari 2006, UNAIDS bekerja sama dengan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni 1981. Dengan demikian, penyakit ini merupakan salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah. AIDS diklaim telah menyebabkan kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa pada tahun 2005 saja, dan lebih dari 570.000 jiwa di antaranya adalah anak-anak. Sepertiga dari jumlah kematian ini terjadi di Afrika Sub-Sahara, sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan kekuatan sumber daya manusia di sana.
Penyakit ini sudah lama ada hanya saja belum disadari oleh para ilmuwan bahwa kasus–kasus yang ditemukan adalah kasus AIDS. Baru pada tahun 1981 Amerika Serikat melaporkan kasus–kasus penyakit infeksi yang jarang terjadi ditemukan dikalangan homoseksual, yang kemudian dirumuskan sebagai penyakit Gay Related Immune Deficiency (GRID), yakni penurunan kekebalan tubuh yang dihubungkan dengan kaum gay/homoseksual.
Kemudian pada tahun 1982, CD–USA (Centers for Disease Control) Amerika Serikat untuk pertama kali membuat definisi AIDS. Sejak saat itulah survailans AIDS dimulai.
Pada tahun 1984 Gallo dan kawan–kawan dari National Institute of Health, Bethesda, Amerika Serikat menemukan HTLV III ( Human T Lymphotropic Virus type III) sebagai sebab kelainan ini.
Pada tahun 1985 ditemukan Antigen untuk melakukan tes ELISA, suatu tes untuk mengetahui terinfeksi virus itu atau tidaknya seseorang.
Pada tahun 1986, International Commintte on Taxonomi of Viruses, memutuskan nama penyebab penyakit AIDS adalah HIV sebagai pengganti nama LAV dan HTLV III.
15 April 1987, Kasus AIDS di Indonesia pertama kali ditemukan. Seorang wisatawan berusia 44 tahun asal Belanda, Edward Hop, meninggal di Rumah Sakit Sanglah, Bali. Kematian lelaki asing itu disebabkan AIDS. Hingga akhir 1987, ada enam orang yang didiagnosis HIV positif, dua di antara mereka mengidap AIDS.
Sejak ditemukan tahun 1978, secara kumulatif jumlah kasus AIDS di Indonesia sampai dengan 30 September 2009 sebanyak 18.442 kasus. jumlah ini semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Data Kementerian Kesehatan akhir 2009 menyebutkan penderita AIDS kelompok umur 20-29 tahun di Indonesia mencapai 49,07 persen. Berikutnya kelompok umur 30-39 tahun dengan 30,14 persen. Berdasarkan jenis kelamin 14720 kasus atau 73,7 persen diderita pria dan 5163 kasus adalah perempuan. Berdasarkan cara penularan, kasus AIDS kumulatif tertinggi melalui hubungan heteroseksual (50,3 persen), pengguna napza suntik/ penasun (40,2 persen), dan hubungan homoseksual (3,3 persen).Jumlah kasus AIDS kumulatif 19.973 kasus yang tersebar di 32 Provinsi di Indonesia. Penderita HIV positif terbanyak berada di DKI Jakarta dari Propinsi DKI Jakarta (7766), disusul Jawa Timur (4553), Jawa Barat (3077), Sumatera Utara (2783), dan Kalimantan Barat (1914).
Pada tahun 2014 diproyeksikan jumlah infeksi baru HIV usia 15-49 tahun sebesar 79.200 dan proyeksi untuk ODHA usia 15-49 tahun sebesar 501.400 kasus. Demikian laporan triwulan ketiga tahun 2009 Surveilans AIDS Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP &PL) Depkes.











Daftar negara terkena AIDS
Epidemiologi
Meratanya HIV diantara orang dewasa per negara pada akhir tahun 2005.
██ 15–50% ██ 5–15% ██ 1–5%
██ 0.5–1.0% ██ 0.1–0.5%
██ <0.1% ██ tidak ada data
UNAIDS dan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah membunuh lebih dari 25 juta jiwa sejak pertama kali diakui tahun 1981, membuat AIDS sebagai salah satu epidemik paling menghancurkan pada sejarah. Meskipun baru saja, akses perawatan antiretrovirus bertambah baik di banyak region di dunia, epidemik AIDS diklaim bahwa diperkirakan 2,8 juta (antara 2,4 dan 3,3 juta) hidup pada tahun 2005 dan lebih dari setengah juta (570.000) merupakan anak-anak. Secara global, antara 33,4 dan 46 juta orang kini hidup dengan HIV. Pada tahun 2005, antara 3,4 dan 6,2 juta orang terinfeksi dan antara 2,4 dan 3,3 juta orang dengan AIDS meninggal dunia, peningkatan dari 2003 dan jumlah terbesar sejak tahun 1981.
Afrika Sub-Sahara tetap merupakan wilayah terburuk yang terinfeksi, dengan perkiraan 21,6 sampai 27,4 juta jiwa kini hidup dengan HIV. Dua juta [1,5&-3,0 juta] dari mereka adalah anak-anak yang usianya lebih rendah dari 15 tahun. Lebih dari 64% dari semua orang yang hidup dengan HIV ada di Afrika Sub Sahara, lebih dari tiga per empat (76%) dari semua wanita hidup dengan HIV. Pada tahun 2005, terdapat 12.0 juta [10.6-13.6 juta] anak yatim/piatu AIDS hidup di Afrika Sub Sahara. Asia Selatan dan Asia Tenggara adalah terburuk kedua yang terinfeksi dengan besar 15%. 500.000 anak-anak mati di region ini karena AIDS. Dua-tiga infeksi HIV/AIDS di Asia muncul di India, dengawn perkiraan 5.7 juta infeksi (perkiraan 3.4 - 9.4 juta) (0.9% dari populasi), melewati perkiraan di Afrika Selatan yang sebesar 5.5 juta (4.9-6.1 juta) (11.9% dari populasi) infeksi, membuat negara ini dengan jumlah terbesar infeksi HIV di dunia. Di 35 negara di Afrika dengan perataan terbesar, harapan hidup normal sebesar 48.3 tahun - 6.5 tahun sedikit daripada akan menjadi tanpa penyakit.





D.    Pengaruh AIDS
a.     Cara penularan
Penularan AIDS dapat dibagi dalam 2 jenis, yaitu :
A.   Secara Kontak Seksual
       Ano-Genital
Cara hubungan seksual ini merupakan perilaku seksual dengan resiko tertinggi bagi penularan HIV, khususnya bagi kaum mitra seksual yang pasif menerima ejakulasi semen dari pengidap HIV.
 Ora-Genital
Cara hubungan ini merupakan tingkat resiko kedua, termasuk menelan semen dari mitra seksual pengidap HIV.
Genito-Genital / Heteroseksual
Penularan secara heteroseksual ini merupakan tingkat penularan ketiga, hubungan suami istri yang mengidap HIV, resiko penularannya, berbeda-beda antara satu peneliti dengan peneliti lainnya.
b.    Secara Non seksual
Penularan secara non seksual ini dapat terjadi melalui :
 Transmisi Parental
Penggunaan jarum dan alat tusuk lain (alat tindik, tatto) yang telah terkontaminasi, terutama pada penyalahgunaan narkotik dengan mempergunakan jarum suntik yang telah tercemar secara bersama-sama. Penularan parental lainnya, melalui transfusi darah atau pemakai produk dari donor dengan HIV positif, mengandung resiko yang sangat tinggi.
 Transmisi (penularan, penyebaran penyakit) Transplasental(pemindahan jaringan tubuh)
Transmisi ini adalah penularan dari ibu yang mengandung HIV positif ke anak, mempunyai resiko sebesar 50%. Disamping cara penularan yang telah disebutkan di atas ada transmisi yang belum terbukti, antara lain: ASI, Saliva/Air liur, Air mata,  Hubungan sosial dengan orang serumah,  Gigitan serangga.


TAHAPAN INFEKSI HIV/AIDS
Masa Inkubasi penyakit ini belum diketahui secara pasti. Dalam beberapa literatur di katakan bahwa melalui transfusi darah masa inkubasi kira-kira 4,5 tahun, sedangkan pada penderita homoseksual 2 -5 tahun, pada anak- anak rata – rata 21 bulan dan pada orang dewasa 60 bulan.
Ada beberapa Tahapan ketika mulai terinfeksi virus HIV sampai timbul gejala AIDS:
Tahap 1: Periode Jendela
- HIV masuk ke dalam tubuh, sampai terbentuknya antibody terhadap HIV dalam darah
- Tidak ada tanda2 khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
- Test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini
- Tahap ini disebut periode jendela, umumnya berkisar 2 minggu – 6 bulan
Tahap 2: HIV Positif (tanpa gejala) rata-rata selama 5-10 tahun:
- HIV berkembang biak dalam tubuh
- Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
- Test HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang, karena telah terbentuk antibody terhadap HIV
-Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung daya tahan tubuhnya (rata-rata 8 tahun (di negara berkembang lebih pendek)
Tahap 3: HIV Positif (muncul gejala)
- Sistem kekebalan tubuh semakin turun
- Mulai muncul gejala infeksi oportunistik, misalnya: pembengkakan kelenjar limfa di seluruh tubuh, diare terus menerus, flu, dll
- Umumnya berlangsung selama lebih dari 1 bulan, tergantung daya tahan tubuhnya
Tahap 4: AIDS
- Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah
- berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah

GEJALA
Terdapat 5 stadium penyakit AIDS, yaitu
1. Gejala awal stadium infeksi yaitu :
Demam,Kelemahan, Nyeri sendi menyerupai influenza/,Nyeri tenggorok,Pembesaran kelenjaran getah bening
2. Stadium tanpa gejala
Stadium dimana penderita nampak sehat, namun dapat merupakan sumber penularan infeksi HIV.
3. Gejala stadium ARC
Demam lebih dari 38°C secara berkala atau terus ��Menurunnya berat badan lebih dari 10% dalam waktu 3 bulan ��Pembesaran kelenjar getah bening ��Diare mencret yang berkala atau terus menerus dalam waktu yang lama tanpa sebab yang jelas ��Kelemahan tubuh yang menurunkan aktifitas fisik ��Keringat malam ��
4. Gejala AIDS
Gejala klinis utama yaitu terdapatnya kanker kulit yang disebut �� Sarkoma Kaposi (kanker pembuluh darah kapiler) juga adanya kanker kelenjar getah bening.
Terdapat infeksi penyakit penyerta misalnya pneomonia, �� pneumocystis,TBC, serta penyakit infeksi lainnya seperti teksoplasmosis dsb.
5. Gejala gangguan susunan saraf
Lupa ingatan ��Kesadaran menurun ��Perubahan Kepribadian ��Gejala–gejala peradangan otak atau selaput otak ��Kelumpuhan ��
Umumnya penderita AIDS sangat kurus, sangat lemah dan menderita infeksi. Penderita AIDS selalu meninggal pada waktu singkat (rata-rata 1-2 tahun) akan tetapi beberapa penderita dapat hidup sampai 3 atau 4 tahun
E.   Kesimpulan dan saran
Upaya pencegahan
Pemerintah maupun lembaga masyarakat telah banyak melakukan terobosan-terobosan untuk mencegah penyebaran HIV AIDS. Beberapa membuahkan hasil, namun tetap saja penularan melalui hubungan seks menjadi peringkat atas yang sulit dihindari. Berikut ini beberapa tips yang bisa diikuti atau anjurkan bagi lingkungan  untuk menghambat penularan HIV AIDS.
  • Save sex, hendaklah Anda setia pada pasangan Anda dan lakukan hubungan seksual yang patut
  • Menghindari seks bebas, baik dengan pekerja seks komersial dan berganti-ganti pasangan
  • Jika pasangan anda sudah terbukti mengidap HIV AIDS, dalam melakukan hubungan seksual sebaiknya menggunakan kondom(bagi suami istri)
  • Penularan HIV AIDS melalui transfusi darah menempati peringkat kedua. Jadi sebisa mungkin hindari melakukan transfusi darah.
  • Hindari penggunaan obat-obat terlarang, penggunaan alat suntik bersama, tattoo, dan tindik
  • Bagi seorang ibu yang mengidap HIV AIDS, sebaiknya tidak hamil, untuk menghambat penularan ke bayi yang akan dilahirkan.

1.     Pengobatan
Sampai saat ini belum ditemukan obat bagi penderita HIV AIDS. Hanya saja telah tersedia obat untuk menghambat bekerjanya virus HIV. Pada orang yang sehat, sel-sel T penolong merangsang atau mengaktifkan sistem kekebalan untuk menyerang infeksi.
HIV khususnya mengincar sel-sel T penolong ini. Ia menggunakan sel-sel itu untuk memperbanyak dirinya (replikasi), melemahkan dan menghancurkan sel-sel T penolong hingga sistem kekebalan merosot drastis.
Obat anti-retrovirus (ARV) menghambat proses replikasi ini. Saat ini ada empat jenis utama ARV yang diresepkan. Analog nukleosida dan analog nonnukleosida mencegah HIV menggandakan diri ke dalam DNA seseorang. Inhibitor protease membuat enzim protease tertentu dalam sel yang terinfeksi tidak dapat menggandakan virus itu dan menghasilkan lebih banyak HIV.
Inhibitor fusi bertujuan mencegah HIV memasuki sel. Dengan menghambat replikasi HIV, ARV dapat memperlambat perkembangan dari infeksi HIV menjadi AIDS, yang disebut stadium akhir penyakit HIV. Namun untuk penggunaan Obat anti-retrovirus ini tidak semua cocok untuk penderita HIV, maka sebaiknya di konsultasikan terlebih dahulu kedokter.
Selain obat ARV, bagi Anda penderita HIV juga dapat mencoba pengobatan herbal, salah satu herbal yang dapat membantu menghambat perkembangan HIV adalah Sarang Semut.
Kandungan flavonoid yang terdapat dalam Sarang Semut telah terbukti dapat merangsang perkembangan antibodi dan flavonoid ini berperan langsung sebagai antibiotik.
Dengan mengganggu fungsi dari mikroorganisme seperti bakteri dan virus termasuk virus HIV AIDS. Namun perlu kami beritahukan bahwa Sarang Semut adalah salah satu obat yang bersifat herbal. Dalam penyembuhan suatu penyakit tentu akan membutuhkan waktu tidak secara instan.


Penderita HIV/AIDS ditinjau dari persfektif  Etika Kristen
Dalam diskusi mengenai para penderita HIV/AIDS, terkadang banyak pendapat yang lansung bersifat menghakimi dari orang Kristen. Menurut mereka para penderita terkena penyakit yang mematikan disebabkan oleh tindakan mereka yang melanggar perintah Allah( Kel. 20 :14). Menurut pendapat mereka, virus yang mematikan ini sudah Tuhan sediakan bagi orang yang melanggar kekudusan hidup, melakukan seks bebas. Sehingga orang yang menderita virus ini sama saja terkena kutuk dari Allah. Allah adalah kudus dan Dia menginginkan manusia hidup kudus. Oleh sebab itu menurut mereka menjaga kekudusan perkawinan sangatlah penting.  Pendapat ini sedemikian berakar kuat didalam diri sebagian orang Kristen, sehingga banyak diantara mereka yang sama sekali tidak mau mempedulikan para penderita.
 Dipihak lain ada orang Kristen yang berjiwa sosial, sangat memperdulikan akan para penderita. Dengan menerapkan hukum kasih, mereka berusaha untuk menjadi berkat bagi orang lain. Mengadakan penyuluhan dan seminar bagi masyarakat mengenai bahayanya penyakit ini. memberikan perhatian bagi yang sudah terinveksi, tanpa takut terjangkit oleh virus  mematikan ini?
            Menekankan tentang kekudusan Allah itu adalah hal yang sangat penting dalam kekristenan, Firman Allah mengatakan “Kuduslah kamu sebab Aku kudus”, oleh sebab itu perkawinan adalah hal yang sangat kudus. Melakukan seks bebas adalah hal yang bertentangan dengan kehendak Allah (kel. 20:14). Salah satu penyebaran virus ini adalah melalui hubungan seksual. Oleh sebab itu jagalah kekudusan hidup.
Pertanyaan selanjutnya adalah apakah orang yang terkena inveksi virus ini adalah kutuk dari Allah?
Saya tidak lansung  menjawab iya dan tidak. Tetapi  mencoba memberikan argumen.
Manusia tidak berhak memvonis seseorang yang terkena virus ini adalah merupakan kutuk dari Allah.hal ini merupakan suatu bentuk penghakiman kepada sesama kita.  Harus diketahui bahwa bentuk penyebaran virus ini bukan hanya melalui hubungan seksual,tetapi berbagai macam cara( seperti penjelasan dalam halaman sebelumnya). Bagaimanakah dengan anak bayi yang terinveksi virus dari ibunya semenjak dari kandungan?apakah ini merupakan dosa kutukan? Atau dengan orang yang terinveksi karena menggunakan donor darah yang sudah terinveksi ? (perlu pertimbangan).
Apakah yang harus kita  lakukan sebagai hamba Tuhan ?
Prinsip yang harus diterapkan sebagai umat percaya adalah prinsip yang sudah dilakukan oleh sang guru agung kita yaitu Tuhan Yesus. Selama pelayanannya di bumi, Tuhan Yesus selalu memperhatikan orang –orang yang sudah terbuang dikalangan masyarakat marginal. Dia menunjukan kasihnya dengan menyembuhkan mereka, dan memberikan pemulihan kerohanian.(luk. 17 :11-19).
 Bagi mereka yang belum terkena inveksi dari virus mematikan ini, sebagai hamba Tuhan, kita harus mengadakan penyuluhan, pembinaan kepada masyarakat, dengan menekankan tentang kekudusan hidup berdasarkan firman Tuhan. Didalam 1 Tesalonika 4 :1-12 memberikan suatu pedoman untuk menjaga kekudusa hidup,  dan Amsal 5:1-23 memberikan penjelasan yang sangat mendetail salah satu dampak dari hubungan perzinahan, yang merupakan salah satu cara penularan virus ini.
Bagi yang sudah terinveksi, hal yang bisa dilakukan adalah, pemulihan kerohanian bagi mereka, beritakan Injil kepada mereka sehingga walaupun tubuh mereka tidak mungkin disembuhkan lagi tetapi yang terpenting jiwa mereka bisa dipulihkan dan bertobat percaya kepada Yesus.(Kisa Para rasul 4: 12)  Karena kesehatan rohani lebih penting daripada kesehatan jasmani. Orang yang sudah terinveksi penyakit ini hanya mengalami penyesalan dan keputusasaan yang mendalam selama mereka masih hidup, tidak bisa lagi berbuat apa-apa, bagaikan burung yang terkena jerat, bagi mereka kehidupan didunia tidak ada artinya lagi, tinggal menunggu saatnya untuk mati.  disanalah para hamba Tuhan hadir , membawa suatu harapan baru didalam Kristus, yang lebih berharga dari kehidupan yang sangat singkat didunia ini.

 Etika kristen  ( salah satu cabang ilmu teologi praktika) menekankan tentang kepedulian berupa tindakan lansung tanpa mempermasalahkan mengapa dia terinveksi virus yang mematikan ini. pada waktu Tuhan Yesus menyembuhkan orang yang terkena penyakit kusta,(Mat. 8:1-4 ; Mrk.1:40-45 ;Luk. 5::12-26) dia tidak menanyakan mengapa mereka terkena penyakit, tetapi tindakan yang dilakukan adalah menyembuhkan mereka. Kita mungkin tidak bisa menyembuhkan mereka secara fisik tetapi yang bisa disembuhkan adalah kerohanian mereka.


1 komentar: