A.
Pendahuluan
Apa yang terpikir dalam benak Anda
sewaktu mendengar tentang HIV AIDS? Banyak orang akan putus asa dan depresi
mengetahui bahwa mereka positif terinfeksi HIV.
Banyak akan berpikir bahwa hidup
mereka sudah singkat, merasa tidak berharga lagi dan tidak punya harapan untuk
sehat kembali. Ditambah lagi di beberapa negeri penyakit ini dianggap aib,
karena dalam pemahaman masyarakat, penyakit ini hanya dapat ditularkan melalui
hubungan seks saja.
Pemerintah disetiap negara tidak tinggal diam melihat
wabah penyakit yang melanda negara mereka. Berbagai upaya dilakukan untuk
mengadakan penyuluhan bagi Penyakit ini.Usaha ini juga melibatkan masyarakat
biasa, baik itu secara organisasi, maupun pribadi memberikan kepedulian mereka
terhadap penderita HIV/AIDS.
Virus ini tidak hanya didiskusikan dalam kalangan
masyarakat secara umum, tetapi mandapat berbagai sorotan, khususnya dalam
beberapa agama. Didalam kekristenan, virus ini tidak lepas dari perhatian para
hamba Tuhan maupun jemaat biasa. Berbagai pandangan dilontarkan kepada para
pengidap penyakit ini. mayoritas dari pendapat mereka menilai secara negatif.
Bagaimanakah penderita virus HIV/AIDS ditinjau dari
sudut pandang tika Kristen? Dan apakah cara yang harus dilakukan orang percaya
dalam menangani penyebaran Virus yang mematikan ini?
Kelompok kami
akan menjelaskan secara singkat mengenai HIV/ AIDS? Ditinjau dari ilmu kedokteran dan
etika Kristen
B.
Pengertian HIV/ AIDS
a. HIV
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, yaitu
virus yang menyerang sel CD4 dan menjadikannya tempat berkembang biak, kemudian
merusaknya tidak dapat digunakan lagi.
Sebagaimana kita ketahui bahwa sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem
kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika tubuh kita diserang
penyakit, tubuh kita lemah dan tidak berupaya melawan jangkitan penyakit dan
akibatnya kita dapat meninggal dunia meski terkena influenza atau pilek biasa.
Manusia yang terkena virus HIV, tidak langsung menderita penyakit AIDS,
melainkan diperlukan waktu yang cukup lama bahkan bertahun-tahun bagi virus HIV
untuk menyebabkan AIDS atau HIV positif yang mematikan.
Sasaran utama
virus HIV adalah subpopulasi sel limfosit yang disebut sel T4 penolong (TT4
Helper Cells) yang sangat penting untuk pertahanan tubuh terhadap penyakit. HIV
menginveksi sel dan membunuh sel T4 penolong, sehingga
menyebabkan hilangnya komunikasi antar sel. Penelitian yang mendalam baik
secara etimologi maupun laboratorium menunjukkan bahwa hanya darah, semen (air
mani) dan sekresi vagina dan ASI dianggap
penting dalam penularan HIV..Namun tidak semua cairan dalam
tubuh manusia memiliki HIV. Ada juga yang tidak berpotensial yaitu cairan
keringat, air liur, air mata.Para ahli percaya bahwa
infeksi virus ini akan terjadi seumur hidup.
b. AIDS
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency
Syndrome, yaitu sekumpulan gejala yang didapatkan dari penurunan kekebalan
tubuh akibat kerusakan system imun yang disebabkan oleh infeksi HIV.,,,,
C.
Sejarah AIDS
Para ilmuwan umumnya berpendapat bahwa AIDS berasal dari Afrika Sub-Sahara. Kini AIDS
telah menjadi wabah penyakit. AIDS
diperkiraan telah menginfeksi 38,6 juta orang di seluruh dunia. Pada Januari 2006, UNAIDS bekerja
sama dengan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah menyebabkan kematian
lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni 1981. Dengan
demikian, penyakit ini merupakan salah satu wabah paling mematikan dalam
sejarah. AIDS diklaim telah menyebabkan kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta
jiwa pada tahun 2005 saja, dan lebih dari 570.000 jiwa
di antaranya adalah anak-anak. Sepertiga dari jumlah kematian ini terjadi di
Afrika Sub-Sahara, sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan
kekuatan sumber daya manusia di sana.
Penyakit ini sudah lama ada hanya saja belum disadari
oleh para ilmuwan bahwa kasus–kasus yang ditemukan adalah kasus AIDS. Baru pada
tahun 1981 Amerika Serikat melaporkan kasus–kasus penyakit infeksi yang jarang
terjadi ditemukan dikalangan homoseksual, yang kemudian dirumuskan sebagai
penyakit Gay Related Immune Deficiency (GRID), yakni penurunan kekebalan tubuh
yang dihubungkan dengan kaum gay/homoseksual.
Kemudian pada tahun 1982, CD–USA (Centers for Disease
Control) Amerika Serikat untuk pertama kali membuat definisi AIDS. Sejak saat
itulah survailans AIDS dimulai.
Pada tahun 1984 Gallo dan kawan–kawan dari National
Institute of Health, Bethesda, Amerika Serikat menemukan HTLV III ( Human T
Lymphotropic Virus type III) sebagai sebab kelainan ini.
Pada tahun 1985 ditemukan Antigen untuk melakukan tes
ELISA, suatu tes untuk mengetahui terinfeksi virus itu atau tidaknya seseorang.
Pada tahun 1986, International Commintte on Taxonomi
of Viruses, memutuskan nama penyebab penyakit AIDS adalah HIV sebagai pengganti
nama LAV dan HTLV III.
15 April 1987, Kasus AIDS di Indonesia pertama kali
ditemukan. Seorang wisatawan berusia 44 tahun asal Belanda, Edward Hop,
meninggal di Rumah Sakit Sanglah, Bali. Kematian lelaki asing itu disebabkan
AIDS. Hingga akhir 1987, ada enam orang yang didiagnosis HIV positif, dua di
antara mereka mengidap AIDS.
Sejak ditemukan tahun 1978, secara kumulatif jumlah
kasus AIDS di Indonesia sampai dengan 30 September 2009 sebanyak 18.442 kasus.
jumlah ini semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Data Kementerian Kesehatan akhir 2009 menyebutkan
penderita AIDS kelompok umur 20-29 tahun di Indonesia mencapai 49,07 persen.
Berikutnya kelompok umur 30-39 tahun dengan 30,14 persen. Berdasarkan jenis
kelamin 14720 kasus atau 73,7 persen diderita pria dan 5163 kasus adalah
perempuan. Berdasarkan cara penularan, kasus AIDS kumulatif tertinggi melalui
hubungan heteroseksual (50,3 persen), pengguna napza suntik/ penasun (40,2
persen), dan hubungan homoseksual (3,3 persen).Jumlah kasus AIDS kumulatif
19.973 kasus yang tersebar di 32 Provinsi di Indonesia. Penderita HIV positif
terbanyak berada di DKI Jakarta dari Propinsi DKI Jakarta (7766), disusul Jawa
Timur (4553), Jawa Barat (3077), Sumatera Utara (2783), dan Kalimantan Barat
(1914).
Pada tahun 2014 diproyeksikan jumlah infeksi baru HIV
usia 15-49 tahun sebesar 79.200 dan proyeksi untuk ODHA usia 15-49 tahun
sebesar 501.400 kasus. Demikian laporan triwulan ketiga tahun 2009 Surveilans
AIDS Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP &PL) Depkes.
Daftar
negara terkena AIDS
Epidemiologi
██ 15–50% ██ 5–15%
██ 1–5%
|
██ 0.5–1.0% ██ 0.1–0.5%
|
██ <0.1% ██ tidak ada data
|
UNAIDS dan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah membunuh
lebih dari 25 juta jiwa sejak pertama kali diakui tahun 1981, membuat AIDS sebagai salah satu
epidemik paling menghancurkan pada sejarah. Meskipun baru saja, akses perawatan
antiretrovirus bertambah baik di banyak region di dunia, epidemik AIDS diklaim
bahwa diperkirakan 2,8 juta (antara 2,4 dan 3,3 juta) hidup pada tahun 2005 dan lebih dari setengah juta
(570.000) merupakan anak-anak. Secara
global, antara 33,4 dan 46 juta orang kini hidup dengan HIV. Pada tahun
2005, antara 3,4 dan 6,2 juta orang terinfeksi dan antara 2,4 dan 3,3 juta
orang dengan AIDS meninggal dunia, peningkatan dari 2003 dan jumlah terbesar sejak tahun 1981.
Afrika Sub-Sahara tetap
merupakan wilayah terburuk yang terinfeksi, dengan perkiraan 21,6 sampai 27,4
juta jiwa kini hidup dengan HIV. Dua juta [1,5&-3,0 juta] dari mereka adalah
anak-anak yang usianya lebih rendah dari 15 tahun. Lebih dari 64% dari semua
orang yang hidup dengan HIV ada di Afrika Sub Sahara, lebih dari tiga per empat
(76%) dari semua wanita hidup dengan HIV. Pada tahun 2005, terdapat 12.0 juta [10.6-13.6
juta] anak yatim/piatu AIDS hidup di Afrika Sub Sahara. Asia Selatan dan Asia Tenggara adalah
terburuk kedua yang terinfeksi dengan besar 15%. 500.000 anak-anak mati di
region ini karena AIDS. Dua-tiga infeksi HIV/AIDS di Asia muncul di India, dengawn
perkiraan 5.7 juta infeksi (perkiraan 3.4 - 9.4 juta) (0.9% dari populasi),
melewati perkiraan di Afrika Selatan yang sebesar 5.5 juta (4.9-6.1 juta)
(11.9% dari populasi) infeksi, membuat negara ini dengan jumlah terbesar
infeksi HIV di dunia. Di 35
negara di Afrika dengan
perataan terbesar, harapan hidup normal
sebesar 48.3 tahun - 6.5 tahun sedikit daripada akan menjadi tanpa penyakit.
D.
Pengaruh AIDS
a.
Cara
penularan
Penularan AIDS dapat dibagi dalam 2 jenis, yaitu :
A.
Secara Kontak Seksual
Ano-Genital
Cara hubungan seksual ini merupakan perilaku seksual
dengan resiko tertinggi bagi penularan HIV, khususnya bagi kaum mitra seksual
yang pasif menerima ejakulasi semen dari pengidap HIV.
Ora-Genital
Cara hubungan ini merupakan tingkat resiko kedua,
termasuk menelan semen dari mitra seksual pengidap HIV.
Genito-Genital
/ Heteroseksual
Penularan secara heteroseksual ini merupakan tingkat
penularan ketiga, hubungan suami istri yang mengidap HIV, resiko penularannya,
berbeda-beda antara satu peneliti dengan peneliti lainnya.
b.
Secara Non seksual
Penularan secara non seksual ini dapat terjadi melalui
:
Transmisi Parental
Penggunaan jarum dan alat tusuk lain (alat tindik,
tatto) yang telah terkontaminasi, terutama pada penyalahgunaan narkotik dengan
mempergunakan jarum suntik yang telah tercemar secara bersama-sama. Penularan
parental lainnya, melalui transfusi darah atau pemakai produk dari donor dengan
HIV positif, mengandung resiko yang sangat tinggi.
Transmisi
(penularan, penyebaran penyakit) Transplasental(pemindahan jaringan tubuh)
Transmisi ini adalah penularan dari ibu yang
mengandung HIV positif ke anak, mempunyai resiko sebesar 50%. Disamping cara
penularan yang telah disebutkan di atas ada transmisi yang belum terbukti,
antara lain: ASI, Saliva/Air liur, Air mata, Hubungan sosial dengan orang serumah, Gigitan serangga.
TAHAPAN INFEKSI HIV/AIDS
Masa Inkubasi penyakit ini belum diketahui secara pasti. Dalam beberapa
literatur di katakan bahwa melalui transfusi darah masa inkubasi kira-kira 4,5
tahun, sedangkan pada penderita homoseksual 2 -5 tahun, pada anak- anak rata –
rata 21 bulan dan pada orang dewasa 60 bulan.
Ada beberapa Tahapan ketika mulai terinfeksi virus HIV sampai timbul
gejala AIDS:
Tahap 1: Periode Jendela
- HIV masuk ke dalam tubuh, sampai terbentuknya antibody terhadap HIV dalam darah
- Tidak ada tanda2 khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
- Test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini
- Tahap ini disebut periode jendela, umumnya berkisar 2 minggu – 6 bulan
- HIV masuk ke dalam tubuh, sampai terbentuknya antibody terhadap HIV dalam darah
- Tidak ada tanda2 khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
- Test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini
- Tahap ini disebut periode jendela, umumnya berkisar 2 minggu – 6 bulan
Tahap 2: HIV Positif (tanpa gejala) rata-rata selama 5-10 tahun:
- HIV berkembang biak dalam tubuh
- Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
- Test HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang, karena telah terbentuk antibody terhadap HIV
-Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung daya tahan tubuhnya (rata-rata 8 tahun (di negara berkembang lebih pendek)
- HIV berkembang biak dalam tubuh
- Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat
- Test HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang, karena telah terbentuk antibody terhadap HIV
-Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung daya tahan tubuhnya (rata-rata 8 tahun (di negara berkembang lebih pendek)
Tahap 3: HIV Positif (muncul gejala)
- Sistem kekebalan tubuh semakin turun
- Mulai muncul gejala infeksi oportunistik, misalnya: pembengkakan kelenjar limfa di seluruh tubuh, diare terus menerus, flu, dll
- Umumnya berlangsung selama lebih dari 1 bulan, tergantung daya tahan tubuhnya
- Sistem kekebalan tubuh semakin turun
- Mulai muncul gejala infeksi oportunistik, misalnya: pembengkakan kelenjar limfa di seluruh tubuh, diare terus menerus, flu, dll
- Umumnya berlangsung selama lebih dari 1 bulan, tergantung daya tahan tubuhnya
Tahap 4: AIDS
- Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah
- berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah
- Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah
- berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah
GEJALA
Terdapat 5 stadium penyakit AIDS, yaitu
1. Gejala awal stadium infeksi yaitu :
Demam,Kelemahan, Nyeri sendi menyerupai influenza/,Nyeri
tenggorok,Pembesaran kelenjaran getah bening
2. Stadium tanpa gejala
Stadium dimana penderita nampak sehat, namun dapat merupakan sumber
penularan infeksi HIV.
3. Gejala stadium ARC
Demam lebih dari 38°C secara berkala atau terus ��Menurunnya berat badan lebih dari 10% dalam waktu 3
bulan ��Pembesaran kelenjar getah
bening ��Diare mencret yang berkala
atau terus menerus dalam waktu yang lama tanpa sebab yang jelas ��Kelemahan tubuh yang menurunkan aktifitas fisik ��Keringat malam ��
4. Gejala AIDS
Gejala klinis utama yaitu terdapatnya kanker kulit yang disebut �� Sarkoma Kaposi (kanker pembuluh darah kapiler) juga adanya
kanker kelenjar getah bening.
Terdapat infeksi penyakit penyerta misalnya pneomonia, �� pneumocystis,TBC, serta penyakit infeksi lainnya
seperti teksoplasmosis dsb.
5. Gejala gangguan susunan saraf
Lupa ingatan ��Kesadaran menurun ��Perubahan Kepribadian ��Gejala–gejala peradangan otak atau selaput otak ��Kelumpuhan ��
Umumnya penderita AIDS sangat kurus, sangat lemah dan menderita infeksi.
Penderita AIDS selalu meninggal pada waktu singkat (rata-rata 1-2 tahun) akan
tetapi beberapa penderita dapat hidup sampai 3 atau 4 tahun
E.
Kesimpulan
dan saran
Upaya pencegahan
Pemerintah
maupun lembaga masyarakat telah banyak melakukan terobosan-terobosan untuk
mencegah penyebaran HIV AIDS. Beberapa membuahkan hasil, namun tetap saja
penularan melalui hubungan seks menjadi peringkat atas yang sulit dihindari.
Berikut ini beberapa tips yang bisa diikuti atau anjurkan bagi lingkungan untuk menghambat penularan HIV AIDS.
- Save
sex, hendaklah Anda setia pada pasangan Anda dan lakukan hubungan seksual
yang patut
- Menghindari
seks bebas, baik dengan pekerja seks komersial dan berganti-ganti pasangan
- Jika
pasangan anda sudah terbukti mengidap HIV AIDS, dalam melakukan hubungan
seksual sebaiknya menggunakan kondom(bagi suami istri)
- Penularan
HIV AIDS melalui transfusi darah menempati peringkat kedua. Jadi sebisa
mungkin hindari melakukan transfusi darah.
- Hindari
penggunaan obat-obat terlarang, penggunaan alat suntik bersama, tattoo,
dan tindik
- Bagi
seorang ibu yang mengidap HIV AIDS, sebaiknya tidak hamil, untuk
menghambat penularan ke bayi yang akan dilahirkan.
1. Pengobatan
Sampai saat ini belum ditemukan obat bagi penderita
HIV AIDS. Hanya saja telah tersedia obat untuk menghambat bekerjanya virus HIV.
Pada orang yang sehat, sel-sel T penolong merangsang atau mengaktifkan sistem
kekebalan untuk menyerang infeksi.
HIV khususnya mengincar sel-sel T penolong ini. Ia
menggunakan sel-sel itu untuk memperbanyak dirinya (replikasi), melemahkan dan
menghancurkan sel-sel T penolong hingga sistem kekebalan merosot drastis.
Obat anti-retrovirus (ARV) menghambat proses replikasi
ini. Saat ini ada empat jenis utama ARV yang diresepkan. Analog nukleosida dan
analog nonnukleosida mencegah HIV menggandakan diri ke dalam DNA seseorang.
Inhibitor protease membuat enzim protease tertentu dalam sel yang terinfeksi
tidak dapat menggandakan virus itu dan menghasilkan lebih banyak HIV.
Inhibitor fusi bertujuan mencegah HIV memasuki sel.
Dengan menghambat replikasi HIV, ARV dapat memperlambat perkembangan dari
infeksi HIV menjadi AIDS, yang disebut stadium akhir penyakit HIV. Namun untuk
penggunaan Obat anti-retrovirus ini tidak semua cocok untuk penderita HIV, maka
sebaiknya di konsultasikan terlebih dahulu kedokter.
Selain obat ARV, bagi Anda penderita HIV juga dapat
mencoba pengobatan herbal, salah satu herbal yang dapat membantu menghambat
perkembangan HIV adalah Sarang Semut.
Kandungan flavonoid yang terdapat dalam Sarang Semut telah
terbukti dapat merangsang perkembangan antibodi dan flavonoid ini berperan
langsung sebagai antibiotik.
Dengan mengganggu fungsi dari mikroorganisme seperti
bakteri dan virus termasuk virus HIV AIDS. Namun perlu kami beritahukan bahwa
Sarang Semut adalah salah satu obat yang bersifat herbal. Dalam penyembuhan
suatu penyakit tentu akan membutuhkan waktu tidak secara instan.
Penderita
HIV/AIDS ditinjau dari persfektif Etika
Kristen
Dalam diskusi mengenai para penderita HIV/AIDS,
terkadang banyak pendapat yang lansung bersifat menghakimi dari orang Kristen.
Menurut mereka para penderita terkena penyakit yang mematikan disebabkan oleh
tindakan mereka yang melanggar perintah Allah( Kel. 20 :14). Menurut pendapat
mereka, virus yang mematikan ini sudah Tuhan sediakan bagi orang yang melanggar
kekudusan hidup, melakukan seks bebas. Sehingga orang yang menderita virus ini
sama saja terkena kutuk dari Allah. Allah adalah kudus dan Dia menginginkan
manusia hidup kudus. Oleh sebab itu menurut mereka menjaga kekudusan perkawinan
sangatlah penting. Pendapat ini
sedemikian berakar kuat didalam diri sebagian orang Kristen, sehingga banyak
diantara mereka yang sama sekali tidak mau mempedulikan para penderita.
Dipihak lain
ada orang Kristen yang berjiwa sosial, sangat memperdulikan akan para
penderita. Dengan menerapkan hukum kasih, mereka berusaha untuk menjadi berkat
bagi orang lain. Mengadakan penyuluhan dan seminar bagi masyarakat mengenai
bahayanya penyakit ini. memberikan perhatian bagi yang sudah terinveksi, tanpa
takut terjangkit oleh virus mematikan
ini?
Menekankan tentang kekudusan Allah itu adalah
hal yang sangat penting dalam kekristenan, Firman Allah mengatakan “Kuduslah
kamu sebab Aku kudus”, oleh sebab itu perkawinan adalah hal yang sangat kudus.
Melakukan seks bebas adalah hal yang bertentangan dengan kehendak Allah (kel.
20:14). Salah satu penyebaran virus ini adalah melalui hubungan seksual. Oleh
sebab itu jagalah kekudusan hidup.
Pertanyaan selanjutnya adalah apakah orang yang
terkena inveksi virus ini adalah kutuk dari Allah?
Saya tidak lansung menjawab iya dan tidak. Tetapi mencoba memberikan argumen.
Manusia tidak berhak memvonis seseorang yang terkena
virus ini adalah merupakan kutuk dari Allah.hal ini merupakan suatu bentuk
penghakiman kepada sesama kita. Harus
diketahui bahwa bentuk penyebaran virus ini bukan hanya melalui hubungan
seksual,tetapi berbagai macam cara( seperti penjelasan dalam halaman
sebelumnya). Bagaimanakah dengan anak bayi yang terinveksi virus dari ibunya
semenjak dari kandungan?apakah ini merupakan dosa kutukan? Atau dengan orang
yang terinveksi karena menggunakan donor darah yang sudah terinveksi ? (perlu
pertimbangan).
Apakah yang harus kita lakukan sebagai hamba Tuhan ?
Prinsip yang harus diterapkan sebagai umat percaya
adalah prinsip yang sudah dilakukan oleh sang guru agung kita yaitu Tuhan
Yesus. Selama pelayanannya di bumi, Tuhan Yesus selalu memperhatikan orang
–orang yang sudah terbuang dikalangan masyarakat marginal. Dia
menunjukan kasihnya dengan menyembuhkan mereka, dan memberikan pemulihan
kerohanian.(luk. 17 :11-19).
Bagi mereka
yang belum terkena inveksi dari virus mematikan ini, sebagai hamba Tuhan, kita
harus mengadakan penyuluhan, pembinaan kepada masyarakat, dengan menekankan
tentang kekudusan hidup berdasarkan firman Tuhan. Didalam 1 Tesalonika 4 :1-12 memberikan suatu pedoman untuk menjaga kekudusa hidup, dan Amsal 5:1-23 memberikan penjelasan yang
sangat mendetail salah satu dampak dari hubungan perzinahan, yang merupakan
salah satu cara penularan virus ini.
Bagi yang sudah terinveksi, hal yang bisa dilakukan
adalah, pemulihan kerohanian bagi mereka, beritakan Injil kepada mereka sehingga
walaupun tubuh mereka tidak mungkin disembuhkan lagi tetapi yang terpenting
jiwa mereka bisa dipulihkan dan bertobat percaya kepada Yesus.(Kisa Para rasul
4: 12) Karena kesehatan rohani lebih
penting daripada kesehatan jasmani. Orang yang sudah terinveksi penyakit ini
hanya mengalami penyesalan dan keputusasaan yang mendalam selama mereka masih
hidup, tidak bisa lagi berbuat apa-apa, bagaikan burung yang terkena jerat,
bagi mereka kehidupan didunia tidak ada artinya lagi, tinggal menunggu saatnya
untuk mati. disanalah para hamba Tuhan
hadir , membawa suatu harapan baru didalam Kristus, yang lebih berharga dari
kehidupan yang sangat singkat didunia ini.
Etika kristen ( salah satu cabang ilmu teologi praktika) menekankan tentang kepedulian berupa tindakan lansung tanpa
mempermasalahkan mengapa dia terinveksi virus yang mematikan ini. pada waktu
Tuhan Yesus menyembuhkan orang yang terkena penyakit kusta,(Mat. 8:1-4 ;
Mrk.1:40-45 ;Luk. 5::12-26) dia tidak menanyakan mengapa mereka terkena
penyakit, tetapi tindakan yang dilakukan adalah menyembuhkan mereka. Kita
mungkin tidak bisa menyembuhkan mereka secara fisik tetapi yang bisa
disembuhkan adalah kerohanian mereka.
Terima kasih untuk tulisannya......, Tuhan Memberkati
BalasHapus